watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cerita sexs
Kekasihku diperkosa pria pemabok

aku kenal seorang
cewek bernama Dina, Dina ini adalah kekasihku,
kami sudah berhubungan kurang lebih 2 tahun,
dia berumur 17 tahun, dia sungguh cantik,
kulitnya putih mulus, ramah dan yang paling
menarik perhatian orang-orang adalah buah
dadanya yang bundar dan padat berisi, mungkin
karena alasan itulah cerita dewasa ini bisa terjadi
Inilah cerita dewasa panas yang paling seru.
Semua orang yang menatap Dina pandangannya
akan langsung tertarik ke arah buah dadanya
yang membusung. Tidak terlalu besar memang,
tapi sangat proporsional dengan tubuh dan wajah
Dina. Saya berkenalan dengannya, pertama
melalui surat kemudian bertemu, sesekali
menelepon dirinya. Lama-kelamaan kita semakin
sering bertemu dan percakapan yang ada
semakin menjurus ke hal-hal yang pribadi.
Akhirnya saya memberanikan diri untuk
mengajaknya keluar makan malam. Suatu hari
saya memberanikan diri untuk mengajaknya dan
ternyata Dina senang sekali mendengar ajakan
saya, dan langsung setuju. Saya gelisah sekali
menunggu pada saat menjemput Dina di
rumahnya.
Setelah pulang kerja dan berganti pakaian saya
menjemput Dina, untuk kemudian makan malam
di sebuah restoran. Di sana kami bercakap-cakap
panjang lebar, setelah itu dilanjutkan sebuah
diskotik untuk sedikit menggoyangkan tubuh dan
minum. Di tengah-tengah percakapan di diskotik,
Dina mengajak saya untuk kembali ke rumahnya
dan melanjutkan sisa malam itu di rumahnya.
Bagaimana saya bisa menolak tawaran itu?
Sepanjang perjalanan pulang Dina berkata bahwa
ia belum pernah mengalami hari yang
menyenangkan seperti yang baru ia alami malam
itu, dan ia juga berkata, di rumah nantigiliran
dirinya yang akan membuat diri saya tidak akan
melupakan malam ini.
Saya begitu bergairah dan berhasrat untuk lekas-
lekas sampai ke rumah Dina, ketika tanpa sadar
saya mengendarai mobil melebihi batas maksimal
kecepatan di jalan. Tiba-tiba saya tersadar ketika di
sebelah kanan sudah ada mobil Pemuda yang
berusaha menghentikan mobil saya. Saya
meminggirkan mobil di tempat parkir sebuah
toko dan menunggu Pemuda tadi mendekati
mobil kami. Ia bertanya hendak ke mana kami
sampai-sampai kami membawa mobil itu
melebihi batas kecepatan. Rupanya alasan saya
tidak masuk akal sehingga Pemuda tadi meminta
STNK dan SIM saya.
Setelah melihat surat-surat itu Pemuda itu
menjengukkan kepalanya ke dalam mobil kami
dan lama sekali mengamati Dina yang duduk
terdiam. “Anda harus meninggalkan mobil Anda
di sini dan ikut saya ke pemuda”, perintah
Pemuda tadi. Akhirnya sepuluh menit kemudian
kami sampai ke sebuah pemuda pemabok yang
terpencil di pinggir kota.
Waktu itu sudah lewat pukul 11 malam, dan
dalam pemuda pemabok itu tidak terdapat siapa
pun kecuali seorang Si pemabok yang bertugas
jaga dan Pemuda yang membawa kami. Ketika
kami masuk, Si pemabok itu memandangi tubuh
Dina dari bawah hingga ke atas, kelihatan sekali ia
menyukai Dina. Kami dimasukkan ke dalam sel
terpisah, saling berseberangan.
Sepuluh menit kemudian, Pemuda yang berumur
sekitar 40-an dan berbadan gemuk dan Si
pemabok yang tinggi besar berbadan hitam, dan
umurnya kira-kira 45 tahun kembali ke ruang
tahanan. Pemuda tadi berkata, “Kalian seharusnya
jangan mengemudi sampai melebihi batas
kecepatan yang ada. Tapi kita semua bener-benar
kagum, soalnya dari semua yang kami tangkap
baru kali ini kita dapat orang yang cantik seperti
kamu.” Si pemabok tadi menimpali, “Betul sekali,
dia bener-bener kualitas nomer satu!” Saya sangat
takut mendengar nada bi cara mereka, begitu juga
Dina yang terus-menerus ditatap oleh mereka
berdua.
Mereka lalu membuka sel Dina dan masuk ke
dalam. “Sekarang denger gadis manis, kalau
kamu berkelakuan baik, kita akan lepasin kamu
dan pacar kamu itu. Mengerti!” Si pemabok tadi
langsung memegangi kedua tangan Dina
sementara Pemuda menarik kaos yang dikenakan
Dina ke atas. Dalam sekejap seluruh pakaian Dina
berhasil di lucuti tanpa perlawanan berarti dari
Dina yang terus dipegangi oleh Si pemabok.
“Wow, lihat dadanya.” Dina terus meronta-ronta
tanpa hasil, sementara Si pemabok yang
tampaknya sudah bosan dengan perlawanan
Dina, melemparkan tubuh Dina hingga jatuh
telentang ke atas ranjang besi yang ada di sel
Dina. Dan dengan cepat diambilnya borgol dan
diborgolnya tangan Dina ke rangka di atas kepala
Dina.
Kemudian mereka dengan leluasa menggerayangi
tubuh Dina. Mereka meremas-remas dan menarik
buah dada Dina, kemudian memilin-milin puting
susunya sehingga sekarang buah dada Dina
mengeras dan puting susunya mengacung ke
atas. Kadang mereka mengigit puting susu Dina,
sedangkan Dina hanya bisa meronta dan menjerit
tak berdaya.
Saya berdiri di dalam sel di seberang Dina tak
berdaya untuk menolong Dina yang sedang
dikerubuti oleh dua orang itu. Kedua pemabok itu
lalu melepaskan pakaian mereka dan terlihat jelas
kedua batang kemaluan mereka sudah keras dan
tegang dan siap untuk memperkosa Dina.
Pemuda mempunyai batang kemaluan paling
tidak sekitar 25 senti, dan Si pemabok
mempunyai batang kemaluan yang lebih besar
dan panjang. Dina menjerit-jerit minta agar
mereka berhenti, tapi kedua pemabok itu tetap
mendekatinya.
“Lebih baik kamu tutup mulut kamu atau kita
berdua bisa bikin ini lebih menyakitkan daripada
yang kamu kira.” kata Pemuda.
“Sekarang mendingan kamu siap-siap buat
muasin kita dengan badan kamu yang bagus itu!”
“Dia pasti sempit sekali”, kata Si pemabok sambil
memasukan jari-jarinya ke lubang kemaluan
Dina.
Ia menggerakkan jarinya keluar masuk, membuat
Dina menggelinjang kesakitan dan berusaha
melepaskan diri.
“Betul kan, masih sempit sekali.”
Kemudian Pemuda tadi naik ke atas ranjang di
antara kedua kaki Dina. Kemudian mereka
membuka kaki Dina lebar-lebar dan Pemuda
memasukkan batang kemaluannya ke dalam
lubang senggama Dina. Dina mengeluarkan
jeritan yang keras sekali, ketika perlahan batang
kemaluan Pemuda membuka bibir kemaluan, dan
masuk senti demi senti tanpa berhenti. Kadang ia
menarik sedikit batang kemaluannya untuk
kemudian didorongnya lebih dalam lagi ke lubang
kemaluan Dina.
Sementara itu, Si pemabok naik dan mendekati
wajah Dina, mengelus-elus wajah Dina dengan
batang kemaluannya. Mulai dari dahi, pipi
kemudian turun ke bibir. Dina menggeleng-
gelengkan kepalanya agar tidak bersentuhan
dengan batang kemaluan Si pemabok yang
hitam.
“Ayo dong manis, buka mulut kamu”, kata Si
pemabok sambil meletakkan batang kemaluannya
di bibir Dina.
“Kamu belum pernah ngerasain punya pemabok
kan?” Dina tak bergeming.
“Buka!” bentak Si pemabok.
“Buka mulut kamu, brengsek!” Perlahan mulut
Dina terbuka sedikit, dan Si pemabok langsung
memasukkan batang kemaluannya ke dalam
mulut Dina.
Mulut Dina terbuka hingga sekitar 6 senti agar
semua batang kemaluan Si pemabok bisa masuk
ke dalam mulutnya. Batang kemaluan Si
pemabok mulai bergerak keluar masuk di mulut
Dina, saya melihat tidak semua batang kemaluan
Si pemabok dapat masuk ke mulut Dina, batang
kemaluan Si pemabok terlalu panjang dan besar
untuk bisa masuk seluruhnya dalam mulut Dina.
Ketika Si pemabok menarik batang kemaluannya
terlihat ada cairan yang keluar dari batang
kemaluannya. Julurin lidah kamu!” Dina membuka
mulutnya dan mengeluarkan lidahnya. Si
pemabok kemudian memegang batang
kemaluannya dan mengusapkan kepala batang
kemaluannya ke lidah Dina, membuat cairan
kental yang keluar tadi menempel ke lidah Dina.
“San, dia nggak mungkin bisa masukin punya Si
pemabok ke mulutnya, biar saya coba. Gantian!”
Mereka kemudian bertukar tempat, Si pemabok
sekarang ada di antara kaki Dina dan Pemuda
berjongkok di dekat wajah Dina. Si pemabok
mulai mendorong batang kemaluannya masuk ke
liang senggama Dina. Terlihat sekali dengan susah
payah batang kemaluan Si pemabok yang besar
itu membuka bibir kemaluan Dina yang masih
sempit. Pemuda, mengacungkan batang
kemaluannya ke mulut Dina. “Kamu mungkin
nggak bisa masukin punya Si pemabok ke mulut
kamu, tapi kamu musti ngerasain punya saya ini,
seluruhnya.” Dengan kasar ia mendorong batang
kemaluannya masuk ke mulut Dina, sampai
akhirnya batang kemaluan itu masuk seluruhnya
hingga sekarang testis Pemuda berada di wajah
Dina. Ia kemudian menarik batang kemaluannya
sebentar untuk kemudian didorongnya kembali
masuk ke tenggorokan Dina. Setelah lima kali,
keluar masuk, Pemuda sudah tidak bisa lagi
menahan orgasmenya.
“Saya keluuarrhh. Aaahhh!” Ia tidak menarik
batang kemaluannya keluar dari mulut Dina,
batang kemaluannya tampak bergetar
berejakulasi di tenggorokan Dina,
menyemprotkan sperma masuk ke
tenggorokannya. Saya mendengar Dina berusaha
menjerit, ketika sperma Si pemabok mengalir
masuk ke perutnya. Terlihat sekali Si pemabok
yang sedang mencapai puncak kenikmatan tidak
menyadari Dina meronta-ronta berusaha mencari
udara.
“Iyya… yaah! Telleeen semuaa! Aaahhh… aahhh…
nikhmaattt!”
Ketika selesai ia menarik keluar batang
kemaluannya dan Dina langsung megap-megap
menghirup udara, dan terbatuk-batuk
mengeluarkan sperma yang lengket dan
berwarna putih. Dina berusaha meludahkan
sperma yang masih ada di mulutnya. Pemuda
tertawa melihat Dina terbatuk-batuk, “Kenapa?
Nggak suka rasanya? Tenang aja, besok pagi,
kamu pasti sudah terbiasa sama itu!”
Sementara Si pemabok yang masih mengerjai
kemaluan Dina sekarang malah memegang
pinggul Dina dan membalik tubuh Dina. Dina
dengan tubuh berkeringat dan sperma yang
menempel di wajahnya tersadar apa yang akan
dilakukan Si pemabok pada dirinya, ketika
dirasanya batang kemaluan Si pemabok mulai
menempel di lubang anusnya.
“Jangan Pak, jangan! Ampun Pak, ampun,
jangan…”
“Aaahkk! Jangaaan!”
Dina menjerit-jerit ketika kepala batang kemaluan
Si pemabok berhasil memaksa masuk ke liang
anusnya. Wajah Dina pucat merasakan sakit yang
amat sangat ketika batang kemaluan Si pemabok
mendorong masuk ke liang anusnya yang kecil.
Si pemabok mendengus-dengus berusaha
memasukkan batang kemaluannya ke dalam
anus Dina. Perlahan, senti demi senti batang
kemaluan itu tenggelam masuk ke anus Dina.
Dina terus menjerit-jerit minta ampun ketika
perlahan batang kemaluan Si pemabok masuk
seluruhnya ke anusnya. Akhirnya ketika seluruh
batang kemaluan Si pemabok masuk, Dina hanya
bisa merintih dan mengerang kesakitan
merasakan benda besar yang sekarang masuk ke
dalam anusnya.
Si pemabok beristirahat sejenak, sebelum mulai
bergerak keluar masuk. Kembali Dina menjerit-
jerit. Si pemabok terus bergerak tanpa belas
kasihan. Batang kemaluannya bergerak keluar
masuk dengan cepat, membuat testisnya
menampar-nampar pantat Dina. Si pemabok
tidak peduli mendengar Dina berteriak kesakitan
dan menjerit minta ampun ketika sodomi itu
berlangsung. Saya melihat berulang kali batang
kemaluan Si pemabok keluar masuk anus Dina
tanpa henti. Akhirnya Si pemabok mencapai
orgasme ia menarik batang kemaluannya dan
sperma menyemprot keluar menyembur ke
punggung Dina, kemudian menyembur ke pantat
Dina dan mengalir turun ke pahanya, dan terakhir
Si pemabok kembali memasukkan batang
kemaluannya ke anus Dina lagi dan
menyemprotkan sisa-sisa spermanya ke dalam
anus Dina. Si pemabok kemudian melepaskan
pegangannya dari pinggul Dina dan berdua
dengan Pemuda mereka keluar dari sel dan
menguncinya. Saya masih dapat mendengar Si
pemabok berkata pada Pemuda, “Pantat paling
hebat yang pernah ada. Dia bener-bener sempit!”
Dini hari, ketika Dina kelelahan menangis dan
merintih, mereka berdua dengan langkah
sempoyongan dan dengan botol bir di tangan
masuk kembali ke dalam sel Dina. Mereka
menendang tubuh Dina agar terbangun dan
mereka mulai memperkosanya lagi. Sekarang
Pemuda menyodomi Dina sementara Si
pemabok berbaring di bawah Dina dan
memasukkan batang kemaluannya ke dalam
kemaluan Dina. Kemudian mereka berganti posisi.
Mereka juga menyiksa Dina dengan memasukkan
botol bir ke dalam liang kemaluan dan anusnya
sementara batang kemaluan mereka dimasukkan
ke mulut Dina. Mereka terus berganti posisi dan
Dina terus menerus menjerit dan menjerit hingga
akhirnya ia kelelahan dan tak sadarkan diri. Melihat
itu pemabok-pemabok tersebut hanya tertawa
terbahak-bahak meninggalkan tubuh Dina yang
memar-memar dan belepotan sperma dan bir.
Keesokan paginya, Si pemabok masuk dan
membuka sel kami.
“Kalian boleh pergi.”
Saya membantu Dina mengenakan pakaiannya.
Tubuhnya lemah lunglai berbau bir dan sperma-
sperma kering masih menempel di tubuhnya.
Kami pergi dari pemuda pemabok itu dan
akhirnya sampai ke rumah Dina. Kemudian saya
membersihkan tubuh Dina dan menidurkannya.
Ketika saya tinggal, saya mendengar ia merintih,
“Jangan Pak, ampun Pak, sakit… ampuunn…
sakiiit…”.


Adult | GO HOME | Exit
1/983
U-ON

inc Powered by Xtgem.com